Tips Lulus Masuk Politeknik Penerbangan

Persiapan kamu sebelum mengikuti tes.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 12 Januari 2022

Jenis-Jenis Kalibrasi Penerbangan

 Kali ini Penulis bakal share tentang apa aja jenis kalibrasi dalam dunia penerbangan ? tapi sebelum itu kamu harus mengetahui apa arti kalibrasi dan kegunaannya untuk apa. yuk, simak penjabaran dibawah ini!

Kalibrasi adalah suatu proses untuk mengembalikan standar yang diperlukan untuk pengoptimalan sistem kinerja alat-alat pendukung, apakah masih layak untuk dipakai dan dilakukan perawatan atau tidak. Biasanya tidak hanya sistem peralatan navigasi ataupun lampu PAPI tapi untuk seluruh peralatan juga membutuhkan kalibrasi seperti avometer sebelum kita gunakan. Untuk tata cara kalibrasi pada alat penerbangan itu sudah diatur dalam Pengaturan Kalibrasi pada annex 10 Vol. 1 ICAO (Intenational Civil Aviation Organization) Doc. 8071 dan diatur juga dalam SKEP 183/VI/2005 tentang Ground Check.

Semua ini bertujuan untuk menciptakan rasa aman dan keselamatan bagi pengguna jasa penerbangan.

Jenis kalibrasi terbagi atas:

1. Site Evaluation

    Mengevaluasi peralatan sesuai dengan keadaan suatu bandara.

2. Commisioning

    Kalibrasi ini dilakukan pada saat selesai dipasangnya peralatan baru untuk  mengecek secara keseluruhan tentang kinerja peralatan tersebut sesuai dengan kriteria laik atau tidak, sebelum dioperasikannya peralatan tersebut.

3. Periodic

    Kalibrasi ini dilakukan secara terjadwal/Rutin.

4. Special Flight Inspection

    Kalibrasi ini dilakukan bila peralatan dalam keadaan darurat dan membutuhkan Kalibrasi Khusus diluar dari jadwal periodic. Seperti After Accident yaitu kalibrasi peralatan ketika pesawat kecelakaan akibat peralatan Navigasi tersebut sehingga dibutuhkan pengecekan kembali  dengan segera terhadap peralatan tersebut. Dan juga bisa  dikarenakan Request Operator sesuai kebutuhan stakeholder penyedia pelayanan fasilitas tersebut.

Kamis, 09 Desember 2021

Apa itu Marker Beacon? (Fungsi Marker Beacon)

 Marker Beacon adalah salah satu peralatan Navigasi Udara yang memberikan panduan tanda yaitu jarak yang berupa audio morse kepada pesawat  untuk mengetahui jarak terhadap runway sebelum melakukan pendaratan atau touchdown dilandasan pacu. Marker Beacon terdiri atas 3 bagian yaitu:

1. Outer Marker

Outer Marker adalah peralatan Navigasi Udara yang memancarkan gelombang elektromagnetik untuk memberikan informasi kepada pilot bahwa posisi pesawat berada pada jarak 7-12 Km dari Threshold (ujung runway). Oleh karena itu, pemancar Outer Marker diletakkan pada jarak 7-12 Km dari Threshold. Informasi yang diterima pilot berupa nada panjang putus-putus (dash tone) _____    _____  secara terus menerus hingga pesawat tidak berada lagi di area coveragenya outer marker. Selain bunyi audio pilot juga dapat melihat lampu indikator bewarna biru di cockpit pesawat yang menandakan pesawat sedang berada di jarak 7-12 Km.

 

 



2. Middle Marker

Middle Marker adalah peralatan Navigasi Udara yang memancarkan gelombang elektromagnetik untuk memberikan informasi kepada pilot bahwa posisi pesawat berada pada jarak 1.050 Km dari Threshold (ujung runway). Oleh karena itu, pemancar Middle Marker diletakkan pada jarak 1.050 Km dari Threshold. Informasi yang diterima pilot berupa nada panjang dan singkat (dash dot dash tone) ______  °   ______ ° secara terus menerus hingga pesawat tidak berada lagi di area Coveragenya Middle Marker. Selain bunyi audio, pilot juga dapat melihat lampu indicator bewarna amber di cockpit pesawat yang menandakan pesawat sedang berada di jarak 1.050 Km. Dan pada area ini juga pilot harus memutuskan untuk siap dan mengatur posisi yang tepat melakukan pendaratan / landing atau melakukan go around (kembali lagi pada posisi pendekatan).

 



3. Inner Marker

Inner Marker adalah peralatan Navigasi Udara yang memancarkan gelombang elektromagnetik untuk memberikan informasi kepada pilot bahwa posisi pesawat berada pada jarak 450 m dari Threshold (ujung runway). Oleh karena itu, pemancar Inner Marker diletakkan pada jarak 450 m dari Threshold. Informasi yang diterima pilot berupa nada singkat putus-putus (dot dot tone) °  °  ° secara terus menerus hingga pesawat tidak berada lagi di area Coveragenya Inner Marker. Selain bunyi audio, pilot juga dapat melihat lampu indikator bewarna putih di cockpit pesawat yang menandakan pesawat sedang berada di jarak 450 m. Di Indonesia peralatan Inner Marker jarang dipakai karena setiap bandara masih memiliki Visibility (jarak pandang) yang baik, sehingga tidak memerlukan peralatan Inner Marker. Peralatan ini biasanya dipakai pada bandara  pada kategori CAT I yaitu pada bandara yang kondisi cuacanya bersalju, berkabut, sehingga membutuhkan peralatan Inner Marker.

 


 

Peralatan Marker Beacon menjadi pelengkap untuk pesawat melakukan pendaratan agar landing dengan sempurna. Adapun Merk peralatan Marker Beacon yang digunakan pada bandara di Indonesia:

1. Normarc buatan Norwegia

Senin, 01 November 2021

Glide Slope atau Glide Path Pada Alat Navigasi Penerbangan (Apa itu Glide Slope?)

 


 

Glide Slope (GS) atau Glide Path (GP) adalah salah satu alat bantu pendaratan presisi navigasi penerbangan yang memberikan informasi azimuth kepada pesawat sebesar 3° terhadap runway. Glide Slope maupun Glide Path peratalannya sama yang membedakan hanya penyebutannya saja. Jadi gak usah bingung lagi ya ! Glide Slope bekerja pada frekuensi UHF antara 328.6 MHz – 335.4 MHz dengan jangkauan penerimaan  ± 10 NM. Antena Glide Slope terletak pada jarak ±300 m dari threshold pendaratan dan ±120 m dari centre line landasan.

Prinsip kerja Glide Slope adalah untuk memberikan informasi sudut pendaratan pada bidang vertikal. Untuk menghasilkan hal tersebut antena Glide Slope dipasang pada tiang vertikal, satu antena di atas antena yang lain. Tanah di depan antena Glide Slope berfungsi sebagai reflektor dan sudut pendaratan (sudut Glide Slope) ditentukan oleh tinggi antena terhadap tanah.

Karena tanah berfungsi sebagai reflektor adalah penting supaya daerah/tanah di depan antena Glide Slope dijaga tetap rata (sesuai persyaratannya) dan bebas halangan. Peralatan Glide Slope identik dengan peralatan Localizer, kecuali:

v  Sistem antena terdiri dari 2 antena untuk tipe NR (Null Referance) dan SBR (Side Band Referance) dan 3 antena tipe M-Array (Capture Effect) serta sebuah antena field monitor untuk memonitor course position dan course width pancaran Glide Slope.

v  Sistem monitor terdiri dari dua near field monitor yang menerima sinyal monitor dari antena field monitor. Jika sinyal monitor tidak sesuai dengan preset limit, akan terjadi indikasi alarm dan control unit akan mentransfer atau shutdown pemancar.

 

Ada tiga tipe sistem antena Glide Slope untuk mengatasi macam-macam kondisi lokasi:

1)                 Null Referance Glide Sl

1. Antena Null Referance

Antena Null Reference system adalah konfigurasi yang sederhana dan digunakan apabila kondisi lokasi yang akan dipasang antena Glide Slope adalah rata di bagian depan antena sampai 450 m. Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang, satu antena dipasang di atas antena yang lain secara vertikal.

            Antena bagian bawah memancarkan Course sinyal CSB saja, dan dipasang pada tinggi (h) kira-kira 5 x panjang gelombang dari atas tanah. Antena bagian bawah ini menghasilkan lobe utama (major lobe) dengan sudut 3º pada bagian tengahnya.

            Antena bagian atas dipasang dua kali tinggi antena bagian bawah (2h) dan memancarkan sinyal SBO saja. Antena bagian atas ini menghasilkan pancaran 2 (dua) lobe dan minimum (nol) pada sudut 3º.

            Hasil kombinasi di udara dari sinyal CSB hasil antena bagian bawah dan sinyal SBO hasil antena bagian atas, menghasilkan DDM=0 pada sudut 3º dengan modulasi 150 Hz mendominasi bagian bawah sudut Glide Slope dan modulasi 90 Hz mendominasi bagian atas sudut Glide Slope.


 

 

2.  Side Band Reference (B-Type) System

            Sideband Referance system dipasang apabila kondisi lokasi yang akan dipasang Glide Slope dimana bagian depan dari antena Glide Slope terdapat tanah lapang/daerah yang curam.

            Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang, satu antena dipasang di atas antena yang lain secara vertikal tetapi tinggi antena (h) berbeda dengan tinggi antena Null Referance System.

            Antena bawah dipasang tinggi h/2, memancarkan sinyal CSB dan SBO dan menghasilkan lobe utama 2 kali sudut Glide Slope. Antena atas dipasang tinggi 3h/2 dan memancarkan sinyal SBO saja dan menghasilkan beberapa lobe dengan null (sinyal null) pertama pada 4º (first null centered on 4º). Perubahan tinggi antena dan kombinasi sinyal menghasilkan pola radiasi Glide Slope sedemikian hingga pengaruh yang disebabkan oleh tanah lapang/daerah di depan antena menjadi berkurang/kecil.


 

 

2)                 “M” Array Glide Slope

      3.    “M” Array System

M-Array dipasang apabila kondisi lokasi yang akan dipasang Glide Slope antena dimana bagian depan antena Glide Slope terdapat tanah lapang/daerah halangan berupa bukit, gedung-gedung dan transmisi listrik.

            Susunan “M” Array antena terdiri dari 3 antena yang dipasang vertikal pada satu tiang, satu antena di atas antena yang lain.Antena bagian bawah dengan tinggi h, memancarkan kombinasi sinyal CSB dan SBO dengan lobe utama pada 3º.

 

           Antena tengah dengan tinggi 2h, juga memancarkan kombinasi sinyal CSB dan SBO dengan minimum lobe pada 3º. Antena atas dengan tinggi 3 h, yang memancarkan sinyal SBO saja dan menghasilkan beberapa lobe dengan maximum lobe pada 1º dan 3º serta minimum lobe pada 2º dan 4º.


 

            Kombinasi sinyal menghasilkan radiasi (field strength) pada sudut di bawah 1º sangat berkurang sehingga sistem tidak begitu terpengaruh adanya bukit.

Seperti dalam Localizer, sinyal clearance dipasang untuk memberikan indikasi “terbang-keatas” (fly up).Dalam hal ini hanya 150 Hz SBO yang digunakan dan dipancarkan dari antena bagian bawah dan atas.

            Untuk mengarahkan pancaran sinyal semua sistem diatas menggunakan multielemen antena dipole jalur lebar (broadband antena).

Rumus-rumus ketinggian antena Glide Slope

Sistem antena Glide Slope

hA1

<hA2

hA3


Null Reference

λ / 4 sin λ

2hA1

-


Sideband Reference

λ / 8 sin λ

3 hA1

-


Capture Effect (M - Type)

λ / 4 sin λ

2hA1

3hA1


 

Keterangan:    

 λ  = panjang gelombang  = 30 = sudut luncur

 

Rumus jarak penempatan antena Glide Slope terhadap threshold. Contoh pada kondisi landasan pacu yang rata (flat) mulai titik pendaratan sampai dengan threshold.

 

Berikut ini merupakan Merk antenna Glide Slope diantaranya:

1.      a. Selex buatan Amerika

2.      b. Park Air System (Normarc) buatan Norwegia


 

 

Sumber : 1. Gambaran umum ILS oleh M. Faidi

                2. Introduction ppt ILS oleh M. Wildan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More