Tips Lulus Masuk Politeknik Penerbangan

Persiapan kamu sebelum mengikuti tes.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 01 November 2021

Glide Slope atau Glide Path Pada Alat Navigasi Penerbangan (Apa itu Glide Slope?)

 


 

Glide Slope (GS) atau Glide Path (GP) adalah salah satu alat bantu pendaratan presisi navigasi penerbangan yang memberikan informasi azimuth kepada pesawat sebesar 3° terhadap runway. Glide Slope maupun Glide Path peratalannya sama yang membedakan hanya penyebutannya saja. Jadi gak usah bingung lagi ya ! Glide Slope bekerja pada frekuensi UHF antara 328.6 MHz – 335.4 MHz dengan jangkauan penerimaan  ± 10 NM. Antena Glide Slope terletak pada jarak ±300 m dari threshold pendaratan dan ±120 m dari centre line landasan.

Prinsip kerja Glide Slope adalah untuk memberikan informasi sudut pendaratan pada bidang vertikal. Untuk menghasilkan hal tersebut antena Glide Slope dipasang pada tiang vertikal, satu antena di atas antena yang lain. Tanah di depan antena Glide Slope berfungsi sebagai reflektor dan sudut pendaratan (sudut Glide Slope) ditentukan oleh tinggi antena terhadap tanah.

Karena tanah berfungsi sebagai reflektor adalah penting supaya daerah/tanah di depan antena Glide Slope dijaga tetap rata (sesuai persyaratannya) dan bebas halangan. Peralatan Glide Slope identik dengan peralatan Localizer, kecuali:

v  Sistem antena terdiri dari 2 antena untuk tipe NR (Null Referance) dan SBR (Side Band Referance) dan 3 antena tipe M-Array (Capture Effect) serta sebuah antena field monitor untuk memonitor course position dan course width pancaran Glide Slope.

v  Sistem monitor terdiri dari dua near field monitor yang menerima sinyal monitor dari antena field monitor. Jika sinyal monitor tidak sesuai dengan preset limit, akan terjadi indikasi alarm dan control unit akan mentransfer atau shutdown pemancar.

 

Ada tiga tipe sistem antena Glide Slope untuk mengatasi macam-macam kondisi lokasi:

1)                 Null Referance Glide Sl

1. Antena Null Referance

Antena Null Reference system adalah konfigurasi yang sederhana dan digunakan apabila kondisi lokasi yang akan dipasang antena Glide Slope adalah rata di bagian depan antena sampai 450 m. Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang, satu antena dipasang di atas antena yang lain secara vertikal.

            Antena bagian bawah memancarkan Course sinyal CSB saja, dan dipasang pada tinggi (h) kira-kira 5 x panjang gelombang dari atas tanah. Antena bagian bawah ini menghasilkan lobe utama (major lobe) dengan sudut 3º pada bagian tengahnya.

            Antena bagian atas dipasang dua kali tinggi antena bagian bawah (2h) dan memancarkan sinyal SBO saja. Antena bagian atas ini menghasilkan pancaran 2 (dua) lobe dan minimum (nol) pada sudut 3º.

            Hasil kombinasi di udara dari sinyal CSB hasil antena bagian bawah dan sinyal SBO hasil antena bagian atas, menghasilkan DDM=0 pada sudut 3º dengan modulasi 150 Hz mendominasi bagian bawah sudut Glide Slope dan modulasi 90 Hz mendominasi bagian atas sudut Glide Slope.


 

 

2.  Side Band Reference (B-Type) System

            Sideband Referance system dipasang apabila kondisi lokasi yang akan dipasang Glide Slope dimana bagian depan dari antena Glide Slope terdapat tanah lapang/daerah yang curam.

            Sistem antena terdiri dari dua antena yang dipasang pada tiang, satu antena dipasang di atas antena yang lain secara vertikal tetapi tinggi antena (h) berbeda dengan tinggi antena Null Referance System.

            Antena bawah dipasang tinggi h/2, memancarkan sinyal CSB dan SBO dan menghasilkan lobe utama 2 kali sudut Glide Slope. Antena atas dipasang tinggi 3h/2 dan memancarkan sinyal SBO saja dan menghasilkan beberapa lobe dengan null (sinyal null) pertama pada 4º (first null centered on 4º). Perubahan tinggi antena dan kombinasi sinyal menghasilkan pola radiasi Glide Slope sedemikian hingga pengaruh yang disebabkan oleh tanah lapang/daerah di depan antena menjadi berkurang/kecil.


 

 

2)                 “M” Array Glide Slope

      3.    “M” Array System

M-Array dipasang apabila kondisi lokasi yang akan dipasang Glide Slope antena dimana bagian depan antena Glide Slope terdapat tanah lapang/daerah halangan berupa bukit, gedung-gedung dan transmisi listrik.

            Susunan “M” Array antena terdiri dari 3 antena yang dipasang vertikal pada satu tiang, satu antena di atas antena yang lain.Antena bagian bawah dengan tinggi h, memancarkan kombinasi sinyal CSB dan SBO dengan lobe utama pada 3º.

 

           Antena tengah dengan tinggi 2h, juga memancarkan kombinasi sinyal CSB dan SBO dengan minimum lobe pada 3º. Antena atas dengan tinggi 3 h, yang memancarkan sinyal SBO saja dan menghasilkan beberapa lobe dengan maximum lobe pada 1º dan 3º serta minimum lobe pada 2º dan 4º.


 

            Kombinasi sinyal menghasilkan radiasi (field strength) pada sudut di bawah 1º sangat berkurang sehingga sistem tidak begitu terpengaruh adanya bukit.

Seperti dalam Localizer, sinyal clearance dipasang untuk memberikan indikasi “terbang-keatas” (fly up).Dalam hal ini hanya 150 Hz SBO yang digunakan dan dipancarkan dari antena bagian bawah dan atas.

            Untuk mengarahkan pancaran sinyal semua sistem diatas menggunakan multielemen antena dipole jalur lebar (broadband antena).

Rumus-rumus ketinggian antena Glide Slope

Sistem antena Glide Slope

hA1

<hA2

hA3


Null Reference

λ / 4 sin Î»

2hA1

-


Sideband Reference

λ / 8 sin Î»

3 hA1

-


Capture Effect (M - Type)

λ / 4 sin Î»

2hA1

3hA1


 

Keterangan:    

 Î»  = panjang gelombang  = 30 = sudut luncur

 

Rumus jarak penempatan antena Glide Slope terhadap threshold. Contoh pada kondisi landasan pacu yang rata (flat) mulai titik pendaratan sampai dengan threshold.

 

Berikut ini merupakan Merk antenna Glide Slope diantaranya:

1.      a. Selex buatan Amerika

2.      b. Park Air System (Normarc) buatan Norwegia


 

 

Sumber : 1. Gambaran umum ILS oleh M. Faidi

                2. Introduction ppt ILS oleh M. Wildan

Senin, 16 Agustus 2021

RADAR ( Radio Detection and Ranging )

 Radar (Radio Detection and Ranging) adalah sistem deteksi objek yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jangkauan, ketinggian, arah atau kecepatan kedua benda bergerak dan tetap seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan sistem cuaca.

Jenis- Jenis RADAR

1. PSR (Primary Surveillence Radar)

 

Berbeda halnya dengan Secondary Radar yang membutuhkan komunikasi dua arah dengan Transponder pesawat, Primary Radar mendeteksi pesawat/objek tanpa berkomunikasi dengan Transponder pesawat. Dari sisi jangkauan, Primary Radar hanya bisa beroperasi dengan jangkauan hingga ± 80 Nm.

Informasi yang diberikan adalah:

    a. Jarak (Range) adalah jarak sebuah obyek dari stasiun radar (Nautical Mile);

    b. Arah (Azimuth) merupakan sudut dari titik utara ke arah obyek yang pengukurannya             searah dengan arah jarum jam (Degrees).

 

 

Karakteristik PSR ( Primary Secondary Radar )

    1. Sistem PSR dilengkapi dengan antenna berputar yang memancarkan sinyal dengan daya yang besar, yang sebagian dipantulkan kembali oleh pesawat/objek ke radar.
    2. Radar menentukan posisi pesawat berdasarkan perhitungan range yang didapatkan dengan menggunakan waktu yang dibutuhkan dari memancarkan sinyal hingga penerimaan pantulan/echo.
    3. PSR tidak memberikan informasi identifikasi dan altitude untuk pesawat/objek yang berada di jangkauannya.
    4. PSR mendeteksi semua objek di dalam jangkauannya dengan menggunakan MTI (Moving Target Indikator).
     Prinsip Kerja MTI

        Dengan membedakan Echo-echo signal yang berasal dari Moving Target dan Fixed Target, kemudian memproses echo signal yang berasal dari Moving Target dan men-suppress echo signal yang berasal dari Fixed Target.

 

 2. SSR (Secondary Surveillence Radar)

    Terbagi atas 2 jenis :

        1) SSR Mode A/C (Konvensional)

        2) SSR Mode S

 

Dalam pelayanan navigasi peneerbangan, Secondary Radar berfungsi memberikan informasi yang akurat kepada pemandu lalu lintas udara berupa:

1. Jarak (Range) adalah jarak sebuah obyek dari stasiun Radar (Nautical Mile);

2. Arah (Azimuth) merupakan sudut dari titik utara ke arah obyek yang pengukurannya sama dengan arah jarum jam (Degrees);

3. Identifikasi Pesawat (Squawk Number) untuk membedakan pesawat udara yang satu dengan yang lainnya (Axxx, 4096 codes);

4. Ketinggian Pesawat (Pressure Altitude) adalah ketinggian pesawat terhadap permukaan air laut (Feet).

 

Karakteristik SSR

    a. Koorperatif Radar 

    b. Membutuhkan Transponder A/C (Signal reply dari transponder di A/C).

    c. Melakukan measuring dan kalkulasi untuk menghasilkan informasi:

           -Range

            -Azimuth (Mode A)

            -Flight Level (Mode C)

    d. Melakukan decoding terhadap encoded Data dari target yang dikirimkan dalam bentuk             format A/C (Konvensional), seperti :

            -Identification / Call Sign (Mode A)

            -Flight Level /Mode C (diturunkan dari barometric pressure / alticode di A/C).

3. MSSR (Monopulse Secondary Surveillence Radar)

    -MSSR merupakan peningkatan dari SSR konvensional untuk mengatasi masalah -masalah       yang   terjadi pada SSR konvensional.

    -Sebuah teknik yang digunakan untuk menentukan dimana letak target dengan                              membandingkan Sum dan pattern diff sehingga menghasilkan lobe yang lebih sempit.

    -Pada MSSR semua jawaban reply harus masuk ke lobe utama, dengan sempitnya lob                utama, akan memungkinkan dengan satu pulsa membedakan reply-reply yang masuk.


Karakterisktik MSSR:

    a. Koorperatif Radar 

    b. Membutuhkan transponder A/C (Signal reply dari transponder di A/C)

    c. Melakukan Measuring dan kalkulasi untuk menghasilkan informasi :

           -Range

            -Azimuth

    d. Melakukan decoding terhadap encoded Data

    e. Transponder yang dikirimkan dalam bentuk Mode-S, seperti:

        -Identification / Call sign (Mode A)

        -Flight Level (Mode C)

        -SIC/SAC

        -Ground Speed

Evolusi MSSR to Mode-S

 

Problem-problem terjadinya evolusi dari SSR/MSSR  konvensional ke MSSR Mode S adalah:

    a. Kepadatan Lalu lintas penerbangan yang semakin bertambah.

    b. Adanya keterbatasan Mode A (jumlah codes 4096)

    c. Adanya Fruit (False Reply Unsynchronous Interogator Transmission)

    d. Adanya garble.

4. MSSR Mode S

Mode-S atau Mode selective adalah cara baru untuk menginterogasi pesawat dengan menggunakan alat yang berbeda-beda. guna meningkatkan:

    a. pengamatan dan komunikasi data yang diberikan controller.

    b. Standard separasi dan menghilangkan garbling

    c. Mode S juga dapat melakukan link data Radar dan pesawat dengan pertukaran data yang         lebih panjang.

Keuntungan MSSR Mode S

    -Dapat menginterogasi ke satu alamat pesawat secara selektif.

    -Setiap pesawat di identifikasi oleh satu kode  (ICAO Aircraft Address).

    -Alamat reply Mode S mampu sampai 16 juta kode (24 bit biner atau 6 bit heksadesimal)


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More