Tips Lulus Masuk Politeknik Penerbangan

Persiapan kamu sebelum mengikuti tes.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 16 Agustus 2021

RADAR ( Radio Detection and Ranging )

 Radar (Radio Detection and Ranging) adalah sistem deteksi objek yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jangkauan, ketinggian, arah atau kecepatan kedua benda bergerak dan tetap seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan sistem cuaca.

Jenis- Jenis RADAR

1. PSR (Primary Surveillence Radar)

 

Berbeda halnya dengan Secondary Radar yang membutuhkan komunikasi dua arah dengan Transponder pesawat, Primary Radar mendeteksi pesawat/objek tanpa berkomunikasi dengan Transponder pesawat. Dari sisi jangkauan, Primary Radar hanya bisa beroperasi dengan jangkauan hingga ± 80 Nm.

Informasi yang diberikan adalah:

    a. Jarak (Range) adalah jarak sebuah obyek dari stasiun radar (Nautical Mile);

    b. Arah (Azimuth) merupakan sudut dari titik utara ke arah obyek yang pengukurannya             searah dengan arah jarum jam (Degrees).

 

 

Karakteristik PSR ( Primary Secondary Radar )

    1. Sistem PSR dilengkapi dengan antenna berputar yang memancarkan sinyal dengan daya yang besar, yang sebagian dipantulkan kembali oleh pesawat/objek ke radar.
    2. Radar menentukan posisi pesawat berdasarkan perhitungan range yang didapatkan dengan menggunakan waktu yang dibutuhkan dari memancarkan sinyal hingga penerimaan pantulan/echo.
    3. PSR tidak memberikan informasi identifikasi dan altitude untuk pesawat/objek yang berada di jangkauannya.
    4. PSR mendeteksi semua objek di dalam jangkauannya dengan menggunakan MTI (Moving Target Indikator).
     Prinsip Kerja MTI

        Dengan membedakan Echo-echo signal yang berasal dari Moving Target dan Fixed Target, kemudian memproses echo signal yang berasal dari Moving Target dan men-suppress echo signal yang berasal dari Fixed Target.

 

 2. SSR (Secondary Surveillence Radar)

    Terbagi atas 2 jenis :

        1) SSR Mode A/C (Konvensional)

        2) SSR Mode S

 

Dalam pelayanan navigasi peneerbangan, Secondary Radar berfungsi memberikan informasi yang akurat kepada pemandu lalu lintas udara berupa:

1. Jarak (Range) adalah jarak sebuah obyek dari stasiun Radar (Nautical Mile);

2. Arah (Azimuth) merupakan sudut dari titik utara ke arah obyek yang pengukurannya sama dengan arah jarum jam (Degrees);

3. Identifikasi Pesawat (Squawk Number) untuk membedakan pesawat udara yang satu dengan yang lainnya (Axxx, 4096 codes);

4. Ketinggian Pesawat (Pressure Altitude) adalah ketinggian pesawat terhadap permukaan air laut (Feet).

 

Karakteristik SSR

    a. Koorperatif Radar 

    b. Membutuhkan Transponder A/C (Signal reply dari transponder di A/C).

    c. Melakukan measuring dan kalkulasi untuk menghasilkan informasi:

           -Range

            -Azimuth (Mode A)

            -Flight Level (Mode C)

    d. Melakukan decoding terhadap encoded Data dari target yang dikirimkan dalam bentuk             format A/C (Konvensional), seperti :

            -Identification / Call Sign (Mode A)

            -Flight Level /Mode C (diturunkan dari barometric pressure / alticode di A/C).

3. MSSR (Monopulse Secondary Surveillence Radar)

    -MSSR merupakan peningkatan dari SSR konvensional untuk mengatasi masalah -masalah       yang   terjadi pada SSR konvensional.

    -Sebuah teknik yang digunakan untuk menentukan dimana letak target dengan                              membandingkan Sum dan pattern diff sehingga menghasilkan lobe yang lebih sempit.

    -Pada MSSR semua jawaban reply harus masuk ke lobe utama, dengan sempitnya lob                utama, akan memungkinkan dengan satu pulsa membedakan reply-reply yang masuk.


Karakterisktik MSSR:

    a. Koorperatif Radar 

    b. Membutuhkan transponder A/C (Signal reply dari transponder di A/C)

    c. Melakukan Measuring dan kalkulasi untuk menghasilkan informasi :

           -Range

            -Azimuth

    d. Melakukan decoding terhadap encoded Data

    e. Transponder yang dikirimkan dalam bentuk Mode-S, seperti:

        -Identification / Call sign (Mode A)

        -Flight Level (Mode C)

        -SIC/SAC

        -Ground Speed

Evolusi MSSR to Mode-S

 

Problem-problem terjadinya evolusi dari SSR/MSSR  konvensional ke MSSR Mode S adalah:

    a. Kepadatan Lalu lintas penerbangan yang semakin bertambah.

    b. Adanya keterbatasan Mode A (jumlah codes 4096)

    c. Adanya Fruit (False Reply Unsynchronous Interogator Transmission)

    d. Adanya garble.

4. MSSR Mode S

Mode-S atau Mode selective adalah cara baru untuk menginterogasi pesawat dengan menggunakan alat yang berbeda-beda. guna meningkatkan:

    a. pengamatan dan komunikasi data yang diberikan controller.

    b. Standard separasi dan menghilangkan garbling

    c. Mode S juga dapat melakukan link data Radar dan pesawat dengan pertukaran data yang         lebih panjang.

Keuntungan MSSR Mode S

    -Dapat menginterogasi ke satu alamat pesawat secara selektif.

    -Setiap pesawat di identifikasi oleh satu kode  (ICAO Aircraft Address).

    -Alamat reply Mode S mampu sampai 16 juta kode (24 bit biner atau 6 bit heksadesimal)


Rabu, 16 September 2020

Apa itu Localizer ? (Instrument Landing System)

 

Localizer termasuk dalam salah satu peralatan instrument landing system (ILS). Instrument Landing System adalah alat bantu navigasi yang memberikan informasi kepada penerbang untuk pendekatan menuju ke landasan. ILS dimaksudkan untuk memudahkan penerbang mengadakan pendekatan ke landasan terutama pada waktu cuaca kurang baik dan visibility yang terbatas. Karena itu ILS dapat meningkatkan banyaknya pendaratan dari suatu bandara pada segala cuaca. Range frekuensi operasi ILS dari 108-111,975 MHz.

Sedangkan localizer berperan membantu pesawat landing tepat digaris tengah (centre line).  Localizer juga sama halnya dengan DVOR dalam pancarannya yaitu menggunakan kedua fase sinyal yang berbeda yaitu sideband dan carier. Dimana setelah diudara penggabungan kedua sinyal ini disebut space Modulation. Kedalaman masing-masing modulasi 20 % dan sinyal guidance 90 Hz dan 150 Hz. Ident yang digunakan pada Localizer terdapat 4 digit huruf yang diubah menjadi audio morse dalam kokpit pesawat. 4 digit huruf tersebut terdiri atas I dan dilanjutkan dengan kode 3 huruf bandara tersebut.

Localizer berfungsi untuk memberikan arahan secara horizontal agar pesawat tepat berada di tengah centerline runway. Localizer akan memberikan informasi posisi pesawat terhadap centerline runway, sehingga penerbang dapat mengetahui posisi pesawat dan penerbang dapat mengendalikannya agar tepat berada di garis tengah runway.

Subsystem Localizer meliputi :

a.      Antena Localizer terletak jauh di ujung landas pacu.

b.      Dual Localizer transmitter Unit yang terletak di shelter yang terdiri atas serangkain rack yaitu transmitter unit, Antena Distributing Unit (ADU), Monitor Combining Unit (MCU), dan Power Supply.

c.      Antena Near field berfungsi untuk menangkap sinyal yang telah dihasilkan oleh masing-masing antenna Localizer atau sebagai pengontrol/pengawas pancaran signal Localizer yang terletak 100 m di depan antenna localizer.

d.      Remote Control Localizer berfungsi memonitor atau mengatur pancaran sinyal localizer dengan jarak jauh.

Selain subsystem yang menjelaskan tentang masing-masing cabinet penyusun sinyal hingga sampai ke antena, berikut ini Spesifikasi Localizer berupa :

a.    Approach course Localizer disebut front course.

b.    Course line dalam arah berlawanan terhadap front course disebut back course.

c.    Sinyal Localizer umumnya dapat dipakai dalam jarak 18 NM.

d.    Morse code Identification (Identifikasi kode Morse) Localizer terdiri atas pengidentifikasi tiga huruf dimulai dengan huruf I.

Selain itu, pancaran Localizer ini menggunakan Line Of Sight, yang berarti sinyal gelombang tidak boleh ada yang menghalangi antara transmitter (Localizer) dan Receiver (pesawat), karena sinyal tersebut tidak dapat menembus obstacle/penghalang tersebut. Inilah penyebab mengapa area di suatu bandara harus clear dan clean, selain faktor safety. Karakteristik antenna Localizer juga dapat dimodifikasi sesuai tempat, kegunaan dan lebar runway. Ada yang terdiri atas 12 antena, 16 antena, atau 24 antena. Dan ada juga yang pendek dan tinggi antenanya semua itu tergantung kebutuhan di masing-masing suatu Bandar udara tersebut. berikut ini saya paparkan gambar tentang masing-masing karakteristik bentuk antena  beserta penempatannya:

Gambar 12 antena Localizer:


                    Gambar 24 antena Localizer:

 

Antena Localizer yang tinggi:


                   Gambar antena Localizer rendah:


                     Penempatan antena Localizer di ketinggian:



                              Itulah antena Localizer yang dapat saya paparkan, semoga bisa menambah wawasan kita semua.. Salam sahabat Aviasi :-)

Senin, 17 Agustus 2020

Dasar Telekomunikasi

 

 Telekomunikasi itu apa ya ?

Hai sahabat Aviasi, kali ini saya akan memberikan arti telekomunikasi dalam dunia penerbangan. seberapa pentingkah telekomunikasi dalam dunia penerbangan? yuk simak penjabaran dibawah ini:

Telekomunikasi yaitu teknik pengiriman informasi dari suatu tempat ke tempat lain, yang berupa peralatan untuk mengirim dan menerima informasi jarak jauh, dimana pengirim dan penerima informasi tidak saling bertemu. Di dunia penerbangan, telekomunikasi sangat diperlukan, karena informasi ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan. Pesawat harus dapat dipandu sampai ke bandara tujuan dengan selamat. karena itu, pilot membutuhkan panduan arah terbang, jarak, waktu, cuaca sekitar dll, dengan cepat dan tepat. Untuk memenuhi kriteria tersebut maka dibuat khusus peralatan telekomunikasi penerbangan.

Berdasarkan jenisnya, telekomunikasi dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

1. Satu arah (Simplex)

    Simplex digunakan pada peralatan yang dimana hanya mampu mengirim saja, tidak dapat menjalin komunikasi secara bergantian karena satu arah saja. contohnya seperti Radio broadcast dan televisi.

2. Setengah Dua Arah (Half Duplex)

   Half  Duplex digunakan pada peralatan yang bisa mengirim dan menerima berita secara bergantian, tetapi tidak luas atau ada keterbatasan (melalui satu saluran saja). contohnya seperti Handy Talky (HT).

3. Dua Arah (Full Duplex)

Full Duplex digunakan pada peralatan yang dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi secara bersamaan dan bisa bergantian contohnya seperti handphone.

Seringkali diistilahkan bahwa pengirim berita disebut Transmitter (Tx) dan penerima berita disebut (Rx). Dalam dunia Telekomunikasi penerbangan memakai peralatan Very High Frequency Air to Ground (VHF AG) sebagai media transmisi utama antara pemandu lalu lintas udara dengan pilot menggunakan frekuensi yang sama. Dari materi peralatan yang saya paparkan, semua peralatan termasuk alat telekomunikasi, hanya saja pemberian informasi/ beritanya dan jenisnya saja yang berbeda, tergantung kebutuhan suatu bandara, dalam melayani pergerakan pesawat.

Mungkin ini dulu ya yang bisa penulis sampaikan.

stay tune terus.. :)

Salam Aviasi !!

Selasa, 04 Agustus 2020

Instrument Landing System

Instrument Landing System

Hai sahabat Aviasi, kali ini saya akan membahas Instrument Landing System (ILS) secara garis besar, kemudian nanti saya akan memposting peralatan ILS satu persatu di post berikutnya yaa...

   Instrument Landing System dibuat untuk memudahkan penerbang mengadakan pendekatan ke landasan terutama pada waktu cuaca kurang baik dan visibility yang terbatas. Oleh karena itu ILS dapat meningkatkan banyaknya pendaratan dari suatu bandara pada segala cuaca. Instrument Landing System (ILS) dipasang bersamaan dengan Precision Approach Path Indicator (PAPI) yang merupakan alat pendaratan visual  berfungsi sebagai memandu pesaawat udara. Jadi ILS dan PAPI sama-sama sebagai alat pendaratan, bedanya terletak pada informasinya dan jenis peralatan itu sendiri. ILS Non-Visual sedangkan PAPI Visual.

Instrument Landing System ( ILS) terbagi atas 3 peralatan:

1. Marker Beacon
Marker beacon berfungsi memberikan informasi jarak berupa audio kepada penerbang untuk kesiapan pilot mengambil tindakan sebelum melakukan pendaratan. Marker Beacon ini ditempatkan terpisah di interval yang ditetapkan sepanjang ILS dengan karakteristik audio yang berbeda. Marker Beacon terbagi atas 3 peralatan yaitu:

    a. Outer Marker
      Outer Marker terletak paling ujung rambu pendaratan. jarak letaknya 7,2 Km dari threshold      pendaratan, dimodulasi dengan nada (tone) 400 Hz dan dikode/sandi dengan garis-garis.

    b. Middle Marker
      Middle Marker terletak 1050 m dari threshold pendaratan, dimodulasi dengan nada (tone) 1300 Hz dan dikode/sandi dengan garis dan titik.

    c. Inner Marker
      Inner Marker dipakai bandar udara dengan CAT II (Kategori 2), Namun di Indonesia masih memakai CAT I (kategori 1). Inner Marker terletak antara 75 m dan 450 m dari threshold pendaratan, dimodulasi dengan nada (tone) 3000 Hz & dikode/sandi dengan titik-titik

                              


2. Glide Slope/ Glide Path (GP)

   Glide Path berfungsi memberikan panduan secara vertikal yaitu azimuth sebesar 3° kepada pesawat, bekerja pada frekuensi UHF (Ultra High Frequency) yaitu diantara 328.6 MHz-335,4 MHz. Untuk menghasilkan hal tersebut antena Glide Slope dipasang pada tiang vertikal, satu antena di atas antena yang lain. Tanah di depan antena Glide Slope berfungsi sebagai reflektor dan sudut pendaratan (sudut Glide Slope) ditentukan oleh tinggi antena terhadap tanah. Karena tanah berfungsi sebagai reflektor adalah penting supaya daerah/tanah di depan antena Glide Slope dijaga tetap rata (sesuai persyaratannya) dan bebasdari penghalang.
                                                   

3. Localizer

Localizer berfungsi memberikan panduan secara horizontal, yang memandu pesawat agar mendarat tepat di center line runway. Bekerja pada Frekuensi VHF yaitu 108 MHz-118 MHz dengan memancarkan frekuensi carrier yang dimodulasi AM (Amplitude Modulated) dengan dua sinyal audio 90 Hz dan 150 Hz.


                          



Secara umum, kombinasi dari berbagai sinyal ILS untuk memandu pesawat agar mendarat dengan selamat sampai di apron (tempat parkir), dibawah ini:

                              




Nah, sekian dulu ya penjabarannya, Nanti dilanjut lagi di post berikutnya. share juga kalo berguna hehehe..

semoga ilmunya bermanfaat. :)

Salam Aviasi ! :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More